Oleh: islam feminis | Juni 30, 2007

Perempuan Penghuni Surga

mawar-suci.jpg

Perempuan berkata: “Itu bukan diriku, mungkin perempuan lain yang namanya sama denganku, karena saya tidak memiliki kelayakan untuk itu”. Nabi Daud as bersabda: “Perempuan itu adalah engkau”. Perempuan berkata: “Sumpah demi Tuhan, saya tidak merasa melakukan perbuatan yang membuatku mencapai derajat tinggi seperti ini”. Nabi Daud as kembali bersabda: “Coba anda ceritakan sekilas tentang kehidupanmu padaku!”.

——————————————

Perempuan Penghuni Surga

Dalam satu riwayat Imam Shadiq as berkata: Allah swt telah mewahyukan kepada Nabi Daud as untuk pergi menyampaikan kabar gembira kepada Khalawah binti Aus bahwa ia merupakan calon penghuni surga. Dan beritahukan kepadanya bahwa ia di surga berada di sampingmu.

Kemudian Nabi Daud as pergi menuju rumah perempuan tersebut. Sewaktu tiba di rumahnya lantas ia mengetuk pintu rumah. Mendengar ketukan pintu lalu Khalawah bangkit dan membuka pintu. Ketika ia melihat Nabi Daud as, lantas ia berkata: “Apakah telah turun wahyu tentangku sehingga tuan mendatangiku?”. Nabi Daud as menjawab:“Ya, benar”. Perempuan bertanya kembali: “Apakah itu?”.Nabi Daud as menjawab: “Wahyu tersebut berkaitan dengan keutamaanmu”.

Perempuan berkata: “Itu bukan diriku, mungkin perempuan lain yang namanya sama denganku, karena saya tidak memiliki kelayakan untuk itu”. Nabi Daud as bersabda: “Perempuan itu adalah engkau”. Perempuan berkata: “Sumpah demi Tuhan, saya tidak merasa melakukan perbuatan yang membuatku mencapai derajat tinggi seperti ini”. Nabi Daud as kembali bersabda: “Coba anda ceritakan sekilas tentang kehidupanmu padaku!”.

Perempuan berkata: “Saya selalu bersabar atas segala penyakit, kerugian, dan kesulitan yang telah menimpaku. Bahkan saya tidak pernah memohon kepada Tuhan untuk menghilangkan segala ujian dan cobaan dariku, melainkan Dia sendiri menghendaki-Nya. Saya juga tidak mengharapkan pahala dan balasan dari-Nya atas segala kesabaranku ini. Akan tetapi saya selalu mensyukuri-Nya”. Nabi Daud as bersabda: “Karena perbuatanmu inilah engkau telah mencapat derajat tinggi di sisi-Nya”.

[Euis D, Biharulanwar jilid 71 halaman 89 dinukil dari buku Zanan Mardan overina Tarikh halaman 228]


Tanggapan

  1. un saluto dall’italia

  2. Assalamualaikum wr wb
    Lantas mengapa wanita masih mencari persamaan derajat dengan lelaki di dunia, padahal derajat wanita itu ditinggikan di surga?

  3. Waalaikumsalam wr wb
    Dalam sepanjang sejarah hingga kini wanita mengalami dua fase terzalimi; pada zaman sebelum kedatangan Islam sisi kemanusiaan wanita dizalimi dan ia tidak dilakukan seperti manusia, manusia hanyalah monopoli laki-laki. Fase kedua ialah wanita sudah diakui sebagai manusia, namun sekarang yang terjadi sisi kewanitaannya terlupakan, karena wanita diperlakukan seperti laki-laki dalam segala hal.

    Tuntutan persamaan derajat di dunia dan akhirat tidaklah salah. Karena kehidupan dunia merupakan ladang akhirat, apapun yang dilakukan di dunia hasilnya akan didapatkan di akhirat.
    Begitupula tuntutan persamaan derajat sebagai manusia tidaklah disalahkan. Yang tidak dibenarkan ialah tuntutan persamaan secara total (bukan hanya derajat) dengan melupakan perbedaan yang tidak dapat dipungkiri sesuai dengan kodrat penciptaannya. “Persamaan derajat, yes. Penyamarataan, no”.

  4. kesabaran adalah milik semua umat..
    http://orido.wordpress.com/2007/01/05/hotd-susah-sabar/

    semoga kita semua termasuk dalam golongan orang2 yg selalu bersabar

  5. Subhanallah .. luar biasa .. seandainya saya bisa seperti beliau ini .. saya laki – laki tapi tidak bisa seperti beliau ini. Semoga saya tidak tergoda untuk tidak melakukannya.

  6. Allah bersama hamba2Nya yang bersabar…

  7. hamba menitikkan air mata
    begitu mempesonanya
    tulisan ini

  8. Mudah-mudahan kita semua dijadikan orang yg sabar seperti wanita dalam cerita ini…..

  9. Ya Allah… menangis aku membacanya. semoga hamba ini mampu meneladaninya. amien…


Tinggalkan Balasan ke hamzah Batalkan balasan

Kategori